Selasa, 16 Februari 2016

Menanti Siapa Eksekutor Mbah Patmi


LOKASI KEJADIAN: Petugas memasang garis polisi di kediaman rumah korban saat dilakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), kasus tewasnya Patmi Rahayu (70), warga Rt 3 Rw 1 Dukuh Palan, Desa/Kecamatan Pamotan. (suaramerdeka.com/Ilyas al-Musthofa)
REMBANG, suaramerdeka.com – Pihak berwenang hingga kini masih melakukan penyelidikan atas kasus tewasnya Patmi Rahayu (70) alias Mbah Patmi, janda kaya raya asal Rt 3 Rw 1 Dukuh Palan Desa/Kecamatan Pamotan. Kematian perempuan yang jasadnya ditemukan pada Senin (15/2) siang itu masih menjadi misteri.
Kini semua orang, kerabat, tetangga, polisi bahkan hingga awak media sudah pasti menunggu kepastian siapa sebenarnya eksekutor dari perempuan yang terkenal suka meminjamkan uang kepada orang lain itu. Seiring dengan belum keluarnya kepastian soal siapa eksekutor sebenarnya dari Mbah Patmi, berbagai kemungkinan dan dugaan menggelinding bak bola panas. Tentu saja siapa kemungkinan dan terduga eksekutor ini paling logis dikaitkan dengan aktivitas sehari-harinya.
Pertama, menurut sejumlah tetangga Mbah Patmi hampir setiap hari selalu pergi ke pasar. Sebab, ia memiliki aktivitas berdagang di Pasar Pamotan. Biasanya ia berangkat mulai pukul 09.00 hingga pulang ke ruamh sekitar pukul 13.00.
Melihat aktivitas perempuan tua ini, bisa saja eksekutor Mbah Patmi adalah orang-orang yang sebelumnya sudah terbiasa berinteraksi terkait dengan urusan pasar dengannya. Ada kemungkinan seseorang yang pernah berhubungan jual/beli dengan Mbah Patmi di pasar. Tentu saja soal ini akan banyak muncul spekulasi terkait motif eksekusinya. Bisa jadi hutang/piutang atau bahkan soal sakit hati.
Bisa juga melihat aktivitas Mbah Patmi di pasar dan kesendiriannya di rumah, seseorang yang sengaja ingin mengincar harta bendanya membuntutinya dari belakang. Jika benar ini terjadi sangat mungkin motif yang melatarbelakangi eksekusinya adalah soal ingin memiliki harta benda alias perampokan.
Dugaan seperti ini sempat diutarakan oleh menantu korban, Gito menduga. Menurutnya, pembunuh mertuanya itu sudah membuntuti sejak perjalanan dari pasar untuk mengincar harta-benda. Hal itu menurutnya dikuatkan dengan hilangnya sejumlah barang berharga yang ada di rumah. “Perhiasan emas, uang dan sepeda motor hilang. Namun, saya tidak tahu berapa jumlah pasti barang-barang tersebut yang hilang. Saya juga belum tahu apalagi yang dibawa kabur, sebab belum saya lihat,” terang Gito kepada suaramerdeka.com.
Kebiasaan Korban
Selain itu dugaan eksekutor Mbah Patmi adalah seseorang terkait kebiasaan korban sebagai suka meminjamkan uang. Jika ini benar, maka motifnya mudah ditebak, soal hutang-piutang. Salah satu yang patut diduga adalah eksekutor memiliki hutang kepada korban dan belum mampu membayarnya. Di sisi lain, korban terus-menerus menagihnya
Atau dugaan lainnya adalah orang yang secara sekilas memanfaatkan kesendirian korban di rumah. Terlebih menurut beberapa tetangga, korban juga dikenal kurang bergaul dan pelit. Jika eksekutornya demikian, maka banyak orang yang patut diduga sebagai eksekutor Mbah Patmi.
Bisa jadi eksekutornya adalah orang-orang yang selama ini dekat dengan korban. Selama ini korban dikenal memiliki tukang dandan rumah pribadi serta sopir yang menjalankan bus mini miliknya. Apa pun dugaan yang muncul, tetap semuanya masih harus menunggu hasil penyelidikan polisi. “Ada beberapa yang sudah ditanyai oleh polisi terkait kematian korban. Sopir busnya dan juga tukang dandan rumah pribadinya. Mereka ditanya oleh polisi saat ditemukannya jasad korban,” kata Kepala Desa Pamotan, Abdul Rouf.
Jenazah Mbah Patmi sendiri langsung dimakamkan pada Senin (16/2) malam sekitar pukul 23.15. Jenazah dimakamkan di pemakaman umum Desa Pamotan setelah proses otopsi di RSUD dr Soetrasno rampung. (Ilyas al-Musthofa/CN38/SM Network)

Tidak ada komentar: