Selasa, 26 September 2017

Mengapa Orang Miskin Susah Sekali Kaya?

Kisah Keajaiban Sedekah

Bagaimana Menjaga Energi Positif Setiap Hari

Mengapa Hutang Saya Tak Kunjung Lunas

Mengapa Hutang Saya Tak Kunjung Lunas

3 Hukum Yang Harus Anda Mengerti dan Pahami Agar Anda Tidak Lagi Menunda

Mengapa Penghasilan Anda masih Kecil?

3 Jenis Uang Misterius Yang Mana Semakin Di Habiskan Semakin Anda Akan M...

KATA BIJAK KUNCI SUKSES


Jumat, 29 April 2016

Warga Jepara Resah Polisi Razia Kendaraan ke Rumah di Malam Hari

Metrotvnews.com, Jepara: Sepekan terakhir, warga di sejumlah desa di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, meninggalkan rumah di malam hari. Gara-garanya, warga mendengar informasi kalau polisi bakal mendatangi rumah warga yang memiliki kendaraan bermotor bermasalah.

Keresahan itu melanda warga Desa Raguklampitan, Kecamatan Batealit; dan Desa Pancur, Kecamatan Mayong. Biasanya, warga meninggalkan rumah pada jam-jam tertentu di malam hari. Mereka takut polisi merangsek ke rumah mereka.
 Kepala Desa Raguklampitan, Maskan, menyampaikan, warga yang merasa sepeda motornya bermasalah, seperti belum membayar pajak atau tak dilengkapi dengan surat-surat kendaraan, memilih untuk tidak di rumah.

“Mulai jam sembilan malam sampai tengah malam, warga memilih tidak di rumah, nongkrong di jalan atau ke rumah saudara. Itu karena adanya isu razia itu,” tutur Maskan, Kamis (28/4/2016).

Ali Muzaki, warga Desa Pancur, Kecamatan Mayong, mengaku, setiap kali pulang ke rumah malam hari merasa was-was. Itu karena adanya kabar razia motor bermasalah ke rumah-rumah warga di desanya.

“Kalau mau pulang mampir ke rumah saudara dulu. Nanti kalau sudah malam, sekiranya sudah tidak ada razia, baru pulang ke rumah,” kata Ali.

Namun, Kasat Reskrim Polres Jepara, AKP Suwasono menampik kabar tersebut. Dia menyatakan, Polres Jepara dan jajarannya sejak sepekan terakhir tidak menggelar razia sepeda motor malam hari ke rumah-rumah warga.

“Itu hanya isu. Baik Polres maupun Polsek tidak ada kegiatan razia sepeda motor dengan mendatangi rumah-rumah warga,” ujar Suwasono.

Suwasono menambahkan, sebelumnya isu serupa juga beredar di Kecamatan Donorojo dan Kecamatan Keling. Isu razia polisi ke rumah-rumah warga pada malam hari itu beredar di tengah-tengah masyarakat dari cerita berantai mulut ke mulut. Serta jejaring sosial seperti Facebook.


Jumat, 29 Januari 2016

Buwas Pimpin Penggerebekan Ruko Tanah Abang, 11 WN Nigeria Diamankan

Add caption
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso memimpin langsung penggerebekan ruko yang diduga sebagai tempat memalsukan visa dan paspor dari para tersangka kasus narkoba.

Dari Ruko 5 lantai yang terletak di Jalan KS Tubun, Tanah Abang itu, BNN bersama Imigrasi, Ditnarkoba Polda Metro Jaya, dan Bareskrim Polri itu, berhasil mengamankan 12 orang. 11 orang warga negara Nigeria dan seorang WNI.
Sebelum melakukan penggerebekan ke ruko, tim gabungan mengamankan 4 orang warga negara Pakistan di Hotel Afindo, dan langsung dibawa pihak BNN.
Selain menggelandang sejumlah orang, petugas gabungan juga mengamankan sejumlah paspor palsu, beberapa dokumen dan ratusan stempel palsu. Puluhan barang bukti itu merupakan hasil dari penggerebekan narkoba yang beberapa waktu lalu oleh BNN di Jepara, Jawa Tengah.
Budi Waseso (Buwas) mengatakan, usaha haram sindikat ini dibalut dengan kegiatan bisnis travel dan pengiriman paket.
"Jadi ini yang sedang kita dalami sekarang. Mereka seolah-olah ada kegiatan, tapi dilakukan dari hasil penjualan narkoba. Ini seolah-olah mereka legal kehadirannya di Indonesia," ujar Budi Waseso usai melakukan penggerebekan, Jumat (29/1/2016).
Hingga kini, tim gabungan BNN, Imigrasi, Ditnarkoba Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri tengah mengembangkan kasus tindak pidana narkoba dan pemalsuan visa serta paspor oleh WN Nigeria yang merupakan jaringan WN Pakistan.
"Ini sudah lama. Mereka lakukan ini sejak 2013 dari catatan yang kita temukan. Transaksi ini mulai 2013 mereka aktif," pungkas Buwas.

Ruko yang Digerebek BNN Tempat Pencucian Uang Narkoba Jepara

Kamis, 28 Januari 2016

BNN Tetapkan 8 Tersangka Kepemilikan Sabu

Gudang Sabu di Jepara

 

(Antara/yusuf nugroho) GUDANG NARKOBA: Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso memberikan keterangan saat meninjau lokasi penggerebekan gudang Narkoba di Desa Pekalongan, Batealit, Jepara, Jawa Tengah, Kamis (28/1). BNN bekerjasama dengan Bea Cukai, Polri dan International Law Enforcement Agency berhasil mengagalkan penyulundupan ratusan kilogram sabu dengan modus disimpan dalam mesin generator set (genset), dalam kasus tersebut petugas mengamankan empat warga Pakistan dan empat warga Indonesia yang diduga merupakan jaringan Sindikat Pakistan.
Jepara, (Analisa). Badan Narkotika Nasional (BNN) mengamankan delapan tersangka dalam pengungkapan ratusan kilogram sabu yang disimpan di gudang Gudang  CV Jepara Raya Internasional di Dukuh Sorogenen, Desa Pekalongan, Kecamatan Batealit, Jepara, Jawa Tengah.
Delapan tersangka itu empat di antaranya warga negara Pakistan yaitu Faiq, Amran Malik, Riaz dan Toriq. Sedangkan empat lainnya warga Indonesia bernama Yulian, Tommy, Kristiadi, dan Didit. Mereka dibekuk dari tiga lokasi yaitu satu lokasi di Jepara dan dua di Semarang.
"Dari ungkap di tiga lokasi ada delapan tersangka. Akan dikembangkan terus," kata Kepala BNN Komjen Budi Waseso (Buwas) di lokasi penggerebekan, Jepara, Kamis (28/1).
Empat warga Pakistan tersebut diketahui sebagai pemilik sabu yang diselundupkan ke mesin genset. Sedangkan Didit sebagai penyewa gudang dan tiga WNI lainnya masih didalami perannya. Dari informasi warga, Didit merupakan ketua RT di salah satu kampung di Batealit.
"Kelompoknya kelompok Pakistan tapi menggunakan jaringan Indonesia. WNI itu untuk memudahkan barang itu masuk. Penyewa gudang terus kita dalami keterangannya," tandas Buwas yang didampingi Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan, Heru Pambudi.
Buwas mengatakan, pihaknya masih mendalami sindikat narkoba internasional tersebut. Diketahui pula warga Pakistan tersebut juga menikahi WNI untuk melancarkan bisnis haramnya.
Dalam gelar kasus yang dilakukan di dalam gudang, puluhan paket sabu berbungkus plastik ditampilkan. Selain itu ada dua tersangka yaitu Didit dengan kaos biru dan Riaz berkaos merah.
Diancam Hukuman Mati
Komjen Budi Waseso menegaskan, pemilik sabu ratusan kilogram tersebut pasti diancam hukuman mati. "Pasti ini ancaman hukuman mati, jumlahnya luar biasa," tegas Buwas.
Ada delapan tersangka yang ditangkap,  empat di antaranya warga negara Pakistan yaitu  Faiq, Amran Malik, Riaz, dan Toriq. Sedangkan empat lainnya warga negara Indonesia bernama Yulian, Tommy, Kristiadi, dan Didi.
Mereka dijerat Pasal 112, 114, dan 122 Undang-undang Narkotika Nomor 35 Tahun 2009 serta undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dengan ancaman hukuman minimal empat tahun penjara dan maksimal hukuman mati.
Buwas menjelaskan pihaknya juga menelusuri kekayaan tersangka terkait dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang. "Ditelisik kekayaannya, kerjasama dengan PPATK dan Kementerian Keuangan dan sebagainya," pungkas Buwas.
Sindikat tersebut merupakan jaringan internasional. Dari paspor milik tersangka warga Pakistan maupun tersangka Didi, tercatat mereka beberapa kali ke luar negeri.
"WNA itu ke Tiongkok dan yang WNI ke Vietnam. Kami akan bekerjasama dengan imigrasi terkait ini," tandas Buwas.
Penggerebekan gudang dilakukan, Rabu (27/1) kemarin sekira pukul 13.00 WIB. Ada empat WNA asal pakistan dan empat WNI yang diamankan sebagai tersangka.
Dari penelusuran dan penggerebekan kemarin ditemukan sekitar 100 kg sabu, namun jumlah tersebut belum total semuanya karena baru 94 genset yang dibuka, masih ada 100 genset  lainnya.

Buwas Jadi Idola di Jepara

Add caption
MENUJU GUDANG : Kepala BNN Pusat Budi Waseso keluar dari mobil menuju gudang PT Jeparaya International. Warga berdesak-desakan ingin melihat Budi Waseso yang mereka kenal lewat media massa. (jatengterkini/jt16)

JEPARA, jateng terkini – Suasana Dusun Sorogenen, Desa Pekalongan, Batealit tidak seperti biasanya. Kamis (28/1), warga sekitar tumplek blek di sepanjang jalan menuju ke gudang Jeparaya International.

Malah, puluhan warga tampak berjubel-jubel di sejumlah rumah yang berada di kanan-kiri gudang tersebut. Mereka tampak berdesak-desakan ingin melihat suasana yang ada.

Beberapa petugas Polres Jepara sibuk mengatur para warga yang kerap kali merangsek ke tengah jalan. Polisi pun beberapa kali mengingatkan mereka agar tidak menghalai jalan yang akan dilewati mantan Kabareskrim Mabes Polri, Budi Waseso.
Watik (19), warga sekitar tampak ikut berdesak-desakan di tepi jalan menuju gudang tempat penumbunan sabu-sabu. Wajahnya yang putih bersih itu pun sekejap berubah menjadi kemerah-merahan karena tersengat terik matahari.

‘’Pingin lihat Pak Buwas Mas. Kayak apa tho?’’ katanya sembari menenteng tas.

Sekitar pukul 11.14, Buwas, sebutan Budi Waseso, tiba di lokasi. Dia tiba didampingi oleh Dirjen Bea Cukai, Heru Pambudi. Keduanya langsung memasuki gudang yang telah diberi pita polisi.

Melihat kedatangan Buwas, warga pun merangsek mendekati mobil yang dinaiki Buwas. ‘’Lha ini Pak Buwas. Pak sikat saja gembong narkobanya. Sikat Pak,’’ teriak salah seorang warga yang merasa jengkel mengetahui kasus penyelundupan sabu-sabu di gudang itu.

Ya, Buwas kini menjadi idola bagi masyarakat Jepara, terutama warga Desa Pekalongan, Batealite. Mereka sangat berharap, Jepara bersih dari narkoba.

‘’Ini harus menjadi perhatian semua pihak. Masak Jepara menjadi pusat peredaran narkoba. Tidak hanya aparat, masyarakat juga harus bertanggung jawab,’’ kata Sutejo (48) warga sekitar.

Buwas meminta mewaspadai kepada semua warga yang menikah dengan orang asing. Jangan sampai, mereka membuka usaha terlarang dengan modus mengawani warga pribumi.

‘’Para pelaku ini sengaja menikahi wanita Indonesia untuk mengelabuhi aparat. Ternyata, mereka pengedar narkoba,’’ katanya.

Dari hasil pemeriksaan petugas Laboratorium Forensik Cabang Semarang, kata dia, barang bukti itu berkualitas bagus. ‘’Kadarnya 89 persen mengandung metaphetamin,’’ katanya.

Bagi dia, tidak penting mengenai nilai sabu-sabu itu, tetapi bahaya yang ditimbulkan sangat besar. Sebab, hal itu mengangkut masa depan generasi muda. (jt16-1)

Sabu 100 Kilogram Temuan BNN di Jepara Kualitas Nomer Satu

Add caption
Badan Narkotika Nasional menggerebek gudang mebel di Desa Pekalongan RT 07 / RW 02, Kecamatan Bate Alet, Jepara, Rabu (27/1/2016), dan berhasil menemukan sekitar 100 kilogram sabu.
Ratusan Kilogram Sabu Disimpan di Dalam Sparepart Genset
Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Pol Arman Depari, memimpin langsung penggrebekan gudang Narkoba di Jepara.
Menurut dia, Narkoba jenis sabu yang ditemukan di lokasi diperkirakan mencapai ratusan Kilogram (Kg).
"Jumlah pastinya berapa masih dihitung, yang jelas banyak sekali, ratusan. Ini sementara dibawa dulu, besok akan dilanjut," ucapnya, usai penggrebekan yang berakhir pada sekitar pukul 19.30.
Dijelaskan, untuk mengelabuhi petugas, selain berkedok gudang mebel, sindikat ini memasukkan sabu ke dalam sparepart genset.
"Ya, dimasukkan ke sparepart genset, di dalam semacam tabung," jelasnya.
Disinggung mengenai kualitas sabu  yang ditemukan, menurut Arman, itu jelas kualitas nomor satu.

 Disampaikan Arman, hingga saat ini pihaknya sudah mengamankan delapan orang untuk dimintai keterangan, termasuk, pemilik, penjaga, penyewa gudang, serta warga negara asing yang diketahui sebagai warga negara Pakistan.
"Identias jelasnya, besok akan kami sampaikan dalam gelar," ujar dia.
Disinggung apakah ini merupakan sindikat Narkoba internasional, Arman tak menampiknya.
Bahkan, diperkirakan bukan hanya jaringan Pakisatan, melainkan melibatkan jaringan internasional lainnya.
"Ada beberapa jaringan, termasuk Pakistan," ucap dia.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, besok (hari ini, red) Kepala BNN Komjen Budi Waseso (Buwas) akan datang ke Jepara, untuk melakukan gelar perkara.
"Besok bapak akan ke sini," ucap seorang pria, yang mengawal Arman masuk ke mobil Kijang Innova. (yan)

Simpan Sabu, Gudang Mebel Jepara Digerebek BNN


Selasa, 26 Januari 2016

Saat Warga Tinggalkan Kendaraan Pribadi, Namun Headway TransJ Belum Teratur

Add caption
Jakarta - Sebagian warga Jakarta kini mulai beralih dari kendaraan pribadi ke moda transportasi TransJakarta karena jalur istimewa yang dimilikinya. Namun sayangnya, tak jarang jarak waktu antar bus satu dengan yang lainnya (headway) tidak beraturan.

Dalam satu waktu bisa 4 hingga 5 unit bus TransJakarta datang beriringan. Namun berikutnya calon penumpang dilada resah karena menunggu lama. Hal ini sering terjadi terutama di pagi saat orang sedang berangkat kerja atau sore di jam pulang kantor.

Pengaturan bus TransJakarta juga terlihat kurang memperhatikan daerah dengan calon penumpang padat. Pada Senin dan Selasa kemarin misalnya, TransJakarta dengan rute Dukuh Atas-Ragunan terlihat jarang. Walhasil terjadi penumpukan calon penumpang di halte Dukuh 2 Atas. Antrean bahkan meluber hingga tangga menuju Jalan Jenderal Soedirman.

Ironinya, saat armada yang menuju Ragunan tak kunjung datang, bus TransJakarta dengan rute Dukuh Atas-Pulogadung terlihat banyak melintas. Padahal penumpang yang menuju arah Pulogadung sangat sedikit. "Ya.. Pulogadung lagi, Ragunan dong antrean sudah penuh nih!" teriak salah satu penumpang di halte Dukuh Atas, Selasa (26/1/2016).

Peristiwa serupa terjadi pada sore hari. Armada TransJakarta dengan tujuan Harmoni-Pulogadung sedikit yang melintas. Tumpukan calon penumpang pun terjadi di halte Monas. Namun wajah-wajah lelah para pekerja yang hendak pulang itu hanya pasrah. Mereka harus bersabar berdiri lama di tengah halte yang gerah.

Pada saat yang sama, bus-bus TransJakarta dengan rute menuju Blok M banyak melintas tanpa penumpang. Atau kalaupun ada penumpang hanya satu atau dua orang.

Baca juga: Lama Banget Sampai 40 Menit untuk Nunggu Bus TransJ Koridor 6 Arah Monas

PT Transportasi Jakarta sebagai bus TransJ harus membuat terobosan untuk membenahi pengaturan waktu (headway) bus TransJakarta ini. Jangan sampai mereka yang telah mengandalkan bus TransJakarta kembali melirik kendaraan pribadinya.


(erd/nrl)